|
|
DAFTAR ISI
Sekapur Sirih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sekilas tentang Unit Kesenian Minangkabau 1.2 Beberapa Kegiatan Unit Kesenian Minangkabau Selama Sepuluh Tahun Terakhir BAB II DASAR PEMIKIRAN DAN TUJUAN 2.1 Sejarah Pengadaan Alat Musik Kesenian Minangkabau Terdahulu 2.2 Latar Belakang Keinginan Pengadaan Alat Musik Kesenian Minangkabau yang Baru BAB III PERALATAN ALAT MUSIK TRADISIONAL MINANGKABAU 3.1 Sketsa Ansamble Musik Minangkabau 3.2 Keterangan Gambar BAB IV RINCIAN DANA YANG DIPERLUKAN 4.1 Daftar Harga Peralatan 4.2 Paket Bantuan 4.3 Permohonan Bantuan BAB V SUSUNAN KEPANITIAAN BAB VI PENUTUP Beberapa Dokumentasi Kegiatan Unit Kesenian Minangkabau Rekening Bank
SEKAPUR SIRIH Bismillahirrahmaanirraahiim.
Panakiak pisau sirauik, Panahan batang lintabuang, Salodang jadikan Nyiru.. Nan satitiak jadikan lauik, Nan sakapa jadikan gunuang, Alam takambang jadi guru. Kapado niniak mamak nan gadang basa batuah, pucuak bulek jo urek tunggang, nan dijunjuang tinggi diamba gadang. Kapai tampek batanyo, kapulang tampek babarito. Nan bak umpamo kayu gadang di tangah koto. Urek nan bulieh tampek baselo, batang gadang tampek basanda. Dahan kuwaik tampek bagantuang, daun rimbun buliah balinduang, buah labek dapek dimakan. Tampek balinduang kapanasan, tampek bataduah kahujanan. Nan bakato bana. Aie janieh sayaknyo landai, ikan jinak hukumnyo adie. Kaampek suku di nagari, nan manjunjuang soko adat, bila maulana jo tuangku, nan tahu di halal jo nan haram, sarato nan sah jo nan bata, suluah bendang adat limbago, hulu balang jo ampang limo, jo manti pagawai adat, nan bak umpamo pagaran kokoh. Cadiak pandaik nan arieh bijaksano, tahu diangin nan basaruik, tahu diombak nan basabuang, sarato dahan kamaimpok, rantiang kamancucuak. Tahu dialamat kato sampai, alun takilek alah takalam, bulan lah sangkok tigo puluah, takilek ikan dalam aie, ikan takilek jalo tibo, tantu jantan batinonyo. Nan mudo pambimbiang dunia, nan capek kaki ringan tangan, capek kaki indak panaruang, capek tangan indak pamacah, aso tarantang dua sudah, nan bahati suci bamuko janieh, nan tahu dimalu dangan sopan, sarato raso jo pareso, ancang-ancang dalam nagari. Sarato jo urang banyak, nan indak baimbau namo sarato basabuik gala, nan dilingkuang barieh jo balabeh, di dalam cupak jo gantang, di kanduang adat jo pusako, ujuik tujuan buah rundingan, sakiro paham dikandaki, bahubuang jo maso nan ditampuah, musim nan tumbuah iko kini, syariatnyo ado bahakikat. Tantang uraian jo paparan bukan mahunjuak mangajari. Hanyo sakadar calak-calak ganti asah. Kok salah minta dibatuakan, kok panjang minta dikarek. Senteang minyak di bilai, kok kurang mintak di tukuak. Kurenah ulemu Tuhan nan maha kuaso. Kito nan bukan cadiak pandai.
Bandung, 1 Oktober 1998
UNIT KESENIAN MINANGKABAU INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN
1.1 SEKILAS TENTANG UNIT KESENIAN MINANGKABAU Tanggal 1 Juni 1975 adalah hari yang paling bersejarah bagi Unit Kesenian Minangkabau Institut Teknologi Bandung, karena pada hari itulah UKM ITB berdiri atas inisiatif dari beberapa mahasiswa ITB yang tergugah hatinya akan seni dan budaya Minangkabau sebagai salah satu wadah aspirasi para mahasiswa di bidang seni. Peresmian Unit Kesenian ini dilakukan sendiri oleh Rektor ITB, yaitu Bapak Prof. Dr. Doddy Tisna Amidjaja di ruang Serba Guna Student Centre Barat Kampus ITB Jalan Ganesha 10 Bandung.
1.2 BEBERAPA KEGIATAN UNIT KESENIAN MINANGKABAU SELAMA SEPULUH TAHUN TERAKHIR Dalam rangka Dies Natalis XIII, UKM ITB mengadakan acara Seminar Adat dan Budaya Minangkabau pada bulan September 1988 dan pergelaran seni teater Minangkabau yang berjudul Anggun nan Tongga Pada tahun 1990, dalam Lustrum III, UKM mengadakan serangkaian acara studi seni dan adat di Sumatera Barat serta bursa buku murah di Padang. Untuk menutup rangkaian acaranya juga dilaksanakan malam kesenian yang menampilkan hasil-hasil studi seni dan budaya selama libur semester di Sumatera Barat. Pada tahun 1991 dalam rangka DIES NATALIS ITB yang ke-32, Unit Kesenian Minangkabau mendapatkan kepercayaan menjadi panitia penyelenggara malam pergelaran seni dan budaya nasional sebagai acara penutup rangkaian Dies Natalis ITB yang ke-32. Pada tahun ini juga beberapa anggota UKM mengikuti lam misi kesenian ITB ke Beijing dan China. Pada Bulan September 1992, Unit Kesenian Minangkabau mengadakan Workshop Tari, bekerjasama dengan Gumarang Sakti pimpinan Ibu Gusmiati Suid. Dari sini lahirlah Tari Garak Kambang yang menjadi salah satu tari andalan UKM hingga sekarang. Pada tahun ini pula seperti tahun sebelumnya beberapa anggota UKM dikirim ke Rumania dalam rangka misi kesenian ITB. Dalam rangka merayakan Dies Natalisnya yang ke-18, Unit Kesenian Minangkabau menampilkan opera Randai Sabai nan Aluih. Pada bulan November 1995, sebagai penutup rangkaian kegiatannya selama satu tahun, UKM menggelar drama tradisional Minangkabau Cindua mato, sebagai peringatan Lustrum V UKM ITB Pada peringatan Dies Natalisnya yang ke-21 yang dilaksanakan pada bulan November 1996, UKM ITB menggelar serangkaian kegiatan dimulai dari Try Out UMPTN di Padang, Dialog Adat dan Budaya dengan tema Membangkitkan Etos Kerja Masyarakat Minangkabau, di ITB, dan puncaknya adalah Pergelaran Seni Drama Musik dan Tari dengan judul Mambangkik Batang Tarandam, bekerjasama dengan STSI Bandung. Pada bulan November 1997 Unit Kesenian Minangkabau mengadakan Festival Lagu Pop Minang se Jawa-Bali yang dilaksanakan di GSG ITB. Pada kesempatan ini hadir Elly Kasim dan Kardi Tanjung sebagai bintang tamu. Pada festival ini pula diadakan pelelangan dua buah lukisan yang dibuat oleh Mahasiswa Seni Rupa ITB.
BAB II
2.1 SEJARAH PENGADAAN ALAT MUSIK UNIT KESENIAN MINANGKABAU TERDAHULU Semenjak berdirinya Unit Kesenian Minagkabau sampai tahun 1981, belum mempunyai peralatan musik. Sehingga kegiatan kesenian yang dipelajari pada waktu itu hanya berupa tari-tarian yang diiringi dengan kaset. Selama itu praktis kegiatan belajar alat musik sangat terbatas pada peralatan-peralatan pinjaman. Sampai ketika beberapa orang anggota Unit Kesenian Minangkabau dikirim ke ASKI Padang Panjang dan melakukan dialog dengan beberapa tokoh seni dan budaya Minangkabau di Sumatera Barat dalam salah satu program kegiatannya waktu itu, maka ketika itulah Bapak Azwar Anas (Gubernur Sumbar waktu itu) bersedia menjadi pelindung UKM ITB dan beliau menyerahkan seperangkat alat musik Talempong kepada UKM ITB.
2.2 LATAR BELAKANG KEINGINAN PENGADAAN ALAT MUSIK UNIT KESENIAN MINANGKABAU YANG BARU Semenjak tahun 1981 tidak pernah diadakan pembaharuan peralatan ataupun penambahan peralatan baru. Kondisi yang dihadapi oleh Unit Kesenian Minangkabau terhadap peralatan musiknya saat sekarang ini diantaranya adalah: * Talempong yang sudah sedemikian tuanya sehingga nada-nada yang dihasilkan sumbang dan mati * Beberapa talempong sudah pecah dan tidak bisa dipergunakan lagi * Alat-alat musik tiup yang ada (Saluang, serunai, bansi) sangat dirasa kurang mencukupi * Gendang yang sudah uzur sehingga nada yang dihasilkan lembam. Bahkan satu buah gendang utama sudah tidak dipakai lagi karena kayunya telah lapuk * Peralatan musik pukul (Rebana, Rebana Acar, RapaI) hanya tinggal beberapa dalam kondisi yang tidak begitu bagus sehingga penggunaannya menjadi sangat terbatas * Kotak kayu ukir yang menjadi tempat/wadah talempong sudah lapuk dan banyak yang patah sehingga sering menjadi kendala ketika harus tampil di lapangan Mengingat hal-hal diatas maka kami dari segenap anggota Unit Kesenian Minangkabau merasa perlu untuk memperbaharui peralatan musik kami dan melakukan penambahan-penambahan peralatan pendukung yang sangat diperlukan agar lebih menghidupkan seni-seni yang kami mainkan. Secara umum tujuan Unit Kesenian Minangkabau dalam lingkungan civitas akademika Institut Teknologi Bandung adalah sebagai berikut: * Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan bangsa, terutama seni tradisional Minangkabau. * Mengembangkan potensi yang ada dalam setiap diri mahasiswa ITB terutama dalam bidang seni dan budaya Minangkabau * Meningkatkan mutu dan kualitas pementasan Unit Kesenian Minangkabau ITB demi nama baik ITB dan Minangkabau dalam bidang seni dan budaya * Menciptakan suasana yang mencerminkan kepribadian Minangkabau di lingkungan kampus ITB. * Menjaga keutuhan kesenian tradisional yang dimiliki oleh Unit Kesenian Minangkabau- Institut Teknologi Bandung. BAB III
4.1 DAFTAR HARGA PERALATAN
4.2 PAKET BANTUAN PAKET A
PAKET B
PAKET C
PAKET D
PAKET E
4.3 PERMOHONAN BANTUAN Adapun dalam hal ini kami dari Unit Kesenian Minangkabau ITB selaku pihak pemohon bantuan menujukan proposal pengajuan kepada pihak-pihak perorangan/instansi-instansi/departemen terkait bantuan dana dalam bentuk paket-paket yang telah diuraikan diatas. Hal ini dimaksudkan mengingat besarnya dana yang kami perlukan sehingga pembagian bantuan perpaket akan dirasa menjadi lebih ringan. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan bantuan lebih dari satu macam paket. Mengenai penyaluran bantuan dapat dikirim melalui rekening sebagai berikut:
BAB V SUSUNAN KEPANITIAAN
BAB VI PENUTUP Keberhasilan dari Program Pengadaan Peralatan Musik Tradisional Unit Kesenian Minangkabau ITB merupakan salah satu target yang hendak dikejar dan diraih dalam dua semester kedepan. Hal ini tentunya tak lepas dari dukungan dan peran serta dari semua pihak yang terkait. Kami berharap bantuan yang kami terima berasal dari jiwa dan semangat menjunjung tinggi kebudayaan nasional yang didalamnya berintegrasi kebudayaan-kebudayaan daerah, dalam hal ini kebudayaan Minangkabau. Insya Allah, dengan semangat itu pula kami dari segenap mahasiswa civitas akademika pencinta seni dan kebudayaan tradisional yang bernaung dalam Unit Kesenian Minangkabau Institut Teknologi Bandung akan terus berupaya melestarikan dan mengembangkan kebudayaan-kebudayaan yang telah kita miliki. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.
Dima kain kabaju, Lah diguntiang indak sadang Alah takana mangko diungkai.. Dima nagari kamaju, Adat sajati nan lah hilang Dahan jo rantiang nan dipakai..
|